Total Tayangan Halaman

Rabu, 29 Desember 2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses penyimpanan merupakan tahap pasca panen yang penting. Pada tahap ini akan mengalami perubahan kualitas dan kuantitas yang dipengaruhi oleh fasilitas penyimpanan serta hama gudang. Hama adalah organisme yang berbentuk hewan yang mengganggu atau merusak tanaman, hewan atau benda yang kita miliki secara ekonomis, salah satunya adalah hama gudang.
Hama gudang mempunyai sifat yang khusus yang berlainan dengan hama-hama yang menyerang dilapangan, hal ini sangat berkaitan dengan ruang lingkup hidupnya yang terbatas yang tentunya memberikan pengaruh faktor luar yang terbatas pula. Walaupun hama gudang (produk dalam simpanan) ini hidupnya dalam ruang lingkup yang terbatas, karena ternyata tidak sedikit pula Janis dan spesiesnya, yang masing-masing memiliki sifat sendiri, klasifikasi atau penggolongan hama yang menyerang produk dalam gudang untuk lebih mengenalnya dan lebih mudah mempelajarinya telah dilakukan oleh para ahli taxonomi.
Yang dimaksud dengan klasifikasi atau penggolongan ialah pengaturan individu dalam kelompok, penyusunan kelompok dalam suatu sistem, data individu dan kelompok menentukan hama itu dalam sistem tersebut. Letak hama hama dalam sistem sudah memperlihatkan sifatnya. Umumnya hama gudang yang sering dijumpai adalah dari golongan Coleoptera, misalnya Tribolium castaneum, Sitophilus oryzae, Callocobruchus sp. , dll.
1.2. Tinjauan Pustaka
Hama merupakan semua binatang yang aktifitasnya menimbulkan kerusakan pada tanaman dan menimbulkan kerugian secara ekonomis. Salah satu jenis hama yangmenyerang tanaman adalah hama jenis serangga (Insekta). Jenis hama serangga tidak hanya dijumpai di ladang ataupun di sawah, akan tetapi hama serangga dapat pula di jumpai pada bahan-bahan simpanan di gudang (Nyoman I, 2005).
Hama pascapanen adalah organisme-osrganisme yang merusak hasil pertanian baik yang telah dipanen atau lewat masa panen. Kerusakan adalah berhubungan dengan kondisi produk yang menunjukkan adanya habitat serangga, bekas makanan seperti berlubang, alur gerekan dan lain-lain (Anonim, 1998). Sedangkan kehilangan adalah akibat adanya aktifitas serangga (termakan) sehingga akan mengurangi jumlah material yang disimpan (Kartasapoetra, 1991)
Produk pasca penen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen. Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme pengganggu tumbuhan terutama dari golongan serangga hama. Hama yang menyerang komoditas simpanan (hama gudang) mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di lapang. Menyerang produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yangdisimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya terbatas Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya pada produk bebijian saja melainkan produk yang berupa dedaunan (teh, kumis kucing, dan lain sebagainya) dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayumanis, kulit kina, dan lainnya (Wagianto, 2008).
1.3 Tujuan
  • Tujuannya adalah untuk mengetahui hama Sitophilus oryzae  yang menyerang pada bahan-bahan simpanan di gudang dan mengetahui ciri-ciri morfologi serta gejala serangan yang ditimbulkannya.
  • Dapat mengetahui secara jelas bagian-bagian morfologi dan gejala serangan serta pengendalian dari jenis hama gudang Sitophilus oryzae .
  • Untuk memenuhi salah satu tugas Dasar dasar Perlindungan Tanaman.






BAB II
ISI dan PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Penjelasan Hama Gudang
.Produk pasca penen merupakan bagian tanaman yang dipanen dengan berbagai tujuan terutama untuk memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi petani maupun konsumen. Produk dalam simpanan ini tidak terlepas dari masalah organisme pengganggu tumbuhan terutama dari golongan serangga hama. 
Hama Gudang adalah hama yang menyerang komoditas simpanan mempunyai sifat khusus yang berlainan dengan hama yang menyerang tanaman ketika di lapang. Menyerang produk yang baru saja dipanen melainkan juga produk industri hasil pertanian. Produk tanaman yangdisimpan dalam gudang yang sering terserang hama tidak hanya terbatas Hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya pada produk bebijian saja melainkan produk yang berupa dedaunan (teh, kumis kucing, dan lain sebagainya) dan kekayuan atau kulit kayu misalnya kayumanis, kulit kina, dan lainnya (Wagianto, 2008).
Perubahan kualitas terjadi secara berangsur-angsur dalam penyimpanan biji adalah hasil interaksi kompleks dalam sistem ekologi yang kompleks. Perubahan kualitas ini dapat diklasifikasikan dalam 4 kategori : (1) Kondisi awal biji ketika biji dikirim ke penyimpanan. (2) Kondisi penyimpanan antara panen dan prosesing awal. (3) Teknik penanganan dan perlakuan pada sejumlah biji yang disebut Alur Teknik Penyimpanan. (4) Faktor deteorisasi biologi terutama oleh adanya cendawan dan hama-hama invertebrata (serangga dan tungau) (Fleurat – Lessard, 2002).
Menurut (Kartasapoetra, 1991). Secara umum, faktor yang mempengaruhi perkembangan dari hama pascapanen dibagi ke dalam 2 faktor :
1. Faktor luar (Eksternal) : terdiri dari iklim, makanan, musuh alami, dan manusia
2. Faktor dalam (Internal); lebih banyak dipengaruhi oleh faktor genetik hama itu sendiri.
Sifat struktur penyimpanan secara umum adalah kondisinya yang stabil dibandingkan lingkungan alami dan ketersediaan pangan yang melimpah. Karakter penyimpanan ini menguntungkan hama gudang, walaupun adakalanya terjadi kelangkaan sumber makanan. Serangga hama di penyimpanan, terutama hama-hama penting adalah serangga yang telah teradaptasi pada lingkungan penyimpanan dengan baik, karena: habitat penyimpanan merupakan reservoir alaminya, toleransinya yang tinggi terhadap faktor fisik di penyimpanan, keragaman perilaku makan pada berbagai bahan simpan, laju reproduksi yang tinggi, kemampuan yang tinggi dalam menemukan lokasi sumber makanan, kemampuan bertahan hidup dalam kondisi tanpa pangan, adaptasi morfologi yaitu ukuran kecil, bentuk pipih, dan gerakan cepat.

2.2 Sitophilus Oryzae
2.2.1 Penjelasan singkat sitophilus Oryzae
Serangga ini menyerang beras. Disebut kumbang beras atau bubuk beras. Tersebar diseluruh dunia di daerah tropis, sub-tropis dan iklim dingin. Tanaman inangnya: padi, jagung, sorghum, gandum dan semua jenis biji bijian baik yang masih dilapangan ataupun yang sudah disimpan si guadang.
            Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama Sitophilus oryzaebersifat polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya.Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama
2.2.2 Klasifikasi
Klasifikasi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae) yaitu :
Kingdom Animalia,
Filum Arthropoda,
Kelas Insecta,
Ordo Coleoptera,
Famili Curculionidae,
GenusSitophilus, 
Spesies (Sitophilus oryzae) 
(Wikipedia, 2008 ).
2.2.3 Ciri Morfologi
Kumbang muda dan dewasa berwarna cokelat agak kemerahan, setelah tua warnanya berubah menjadi hitam. Terdapat 4 bercak berwarna kuningagak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. Apabila kumbang hidup pada jagung, ukuran rata-rata ± 4,5 mm, sedang pada beras hanya ± 3,5 mm. larva kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak seperti kumbang dewasa (Naynienay, 2008).
Kumbang betina dapat mencapai umur 3-5 bulan dan dapat menghasilkan telur sampai 300-400 butir. Telur diletakkan pada tiap butir beras yang telah dilubangi terlebih dahulu. Lubang gerekan biasanya dibut sedalam 1 mm dan telur yang dimasukkan ke dalam lubang tersebut dengan bantuan moncongnya adalah telur yang berbentuk lonjong. Stadia telur berlangsung selama ± 7 hari. Larva yng telah menetas akan langsung menggerek butiran beras yang menjadi tempat hidupnya. Selama beberap waktu, larva akan tetap berada di lubang gerekan, demikian pula imagonya juga akan berada di dalam lubang selama ± 5 hari. Siklus hidup hama ini sekitar 28-90 hari, tetapi umumnya selama ± 31 hari. Panjang pendeknya siklus hidup ham ini tergantung pada temperatur ruang simpan, kelembapan di ruang simpan, dan jenis produk yang diserang (Naynienay, 2008).
2.2.4 Gejala Serangan
Gejala serangan yang ditimbulkan mirip dengan gejala serangan Necrobia rufipestetapi liang gerekannya sempit dan bercabang-cabang. Kumbang betina meletakkan telur pada celah-celah atau di antara butiran-butiran bahan secara tersebar atau terpisah-pisah. Beberapa hari kemudian telur menetas dan larva segera merusak butiran atau bahan di sekitarnya. Panjang larva dewasa kira-kira dua kali panjang kumbangnya. Apabila akan menjadi kepompong, larva tersebut menempatkan diri pada lekuk-lekuk atau celah-celah bahan, dengan sedikit ikatan benang sutera pada bagian ujung abdomennya. Sering larva membuat semacam kokon yang tidak sempurna di sudut-sudut tempat simpanan atau bahan yang diserang. Selanjutnya, butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusaksama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama (Wordpress, 2008).
Sitophilus oryzae dikenal sebagai bubuk beras (rice weevil). Hama ini bersifat kosmopolit atau tersebar luas di berbagai tempat di dunia. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini termasuk berat, bahkan sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk pepadian. Hama (Sitophilus oryzae) bersifat polifag, selain merusak butiranberas, juga merusak simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama (Naynienay, 2008).

2.2.5 Pengendalian
Pengendalian serangga hama sitophilus oryzae dapat dilakukan dengan menggunakan Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How (parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai predator dari larva dan telur hama. Selain itu, penjemuran produk simpanan pada terik matahari merupakan salah satu cara pengendalian yang baik, karena dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan yang baik yang di tunjang dengan fasilitas penyimpanan lainnya , dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan (Matnawy H, 2001).
Pada dasarnya tahap pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan dua cara yakni secara alami dan kimiawi. Secara umum pencegahan dan pengendalian hama gudang antara lain :
1. Menjaga kebersihan gudang
Hama gudang menyukai tempat-tempat yang tersembunyi dan karena ukurannya yang kecil, secara sekilas sering tidak terlihat. Oleh karena itu pengusaha atau produsen kacang hijau hendaknya senantiasa menjaga kebersihan gudang mulai dari sejak di gudang penggilingan hingga gudang penyimpanan. Untuk menjaga kebersihan gudang dapat dilakukan hal berikut:
-    Memasang lantai keramik
-    Gudang harus selalu dibersihkan tiap hari dengan cara disapu dan dipel
-    Pintu gudang harus selalu tertutup
-    Petugas gudang harus melepas alas kaki saat masuk.
2. Kemasan kedap udara
Semua makhluk hidup termasuk serangga memerlukan udara untuk aktivitas pernafasan. Oleh karena itu salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan mendesain kemasan kacang hijau yang kedap udara.
3.  Menurunkan tingkat kadar air
Kadar air biji berkorelasi positif dengan ketahanan hidup.  Kadar air meningkat, kondisi lingkungan makin baik untuk serangga sehingga ketahanan hidupnya pun meningkat.  Sebaliknya, ketahanan hidup hama pascapanen menurun bila kadar air biji rendah.  
4. Meningkatkan derajat sosoh
Serangga hama gudang sangat menyukai zat-zat yang terdapat dalam bekatul atau tepung karena banyak mengandung lemak, protein dan vitamin.
5. Mencegah kutu datang
Pencegahan kutu datang juga dapat dilakukan dengan cara menggantungkan kantong-kantong berisi cabe merah kering atau daun jeruk purut.
Tahap Pengendalian Sitophilus Oryzae
Sebagian besar penduduk dunia saat ini mengkonsumsi beras sebagai bahan pangan utama, yaitu sebagai bahan penghasil tenaga (karbohidrat). Gabah dari sawah kemudian diolah di penggilingan padi (rice mill) muncullah beras untuk siap dimasak menjadi nasi. Sitophilus sp. adalah merupakan hama yang paling banyak menyerang beras dalam simpanan, bahkan beras dalam kemasan pun setelah kita beli dari supermarket misalnya sering kita lihat ada beberapa ekor sejenis kutu. Kutu tersebut berwarna coklat kehitaman, bila kita pegang maka dia berpura-pura mati tapi setelah dibiarkan sesaat maka kutu tersebut aktif bergerak lagi, tidak menyukai area terang dan selalu mencari area yang gelap atau lebih gelap untuk berlindung.Komoditi beras merupakan komoditi primer, sehingga dalam penyimpanannya perlu diperhatikan sehingga serangan kutu tersebut dapat dikendalikan. Pada prinsipnya kerusakan komoditas dalam penyimpanan dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu bahan yang disimpan, gudang tempat penyimpanan, lingkungan sekitar gudang dan perlakuan untuk mempertahankan kualitas beras serta interaksi antara keempat faktor tersebut. Adapun faktor lingkungan yang diaksud adalah : kebersihan dan ketaraturan lingkungan penyimpanan, kelembaban ruangan (RH), kadar air dalam komoditi. Gudang yang kotor banyak lekukan atau sampah dapat dijadikan tempat bersembunyinya kutu beras Sitophilus sp.. Semakin lembab ruang penyimpanan semakin gampang terkena serangan kutu beras. Semakin tinggi kadar air semakin mudah terserang kutu beras. Kadar air ideal beras dalam impanan adalah <> Fumigasi dilakukan pada tumpukan beras/staple dengan menggunakan gas phosphin. Metil bromida yang cukup efektif saat ini sudah tidah boleh digunakan lagi untuk komoditi pangan.Kontrol atmosfer dapat menggunakan gas CO2 dan N2 dalam stapel yang disungkup. Kemasan hampa hanya dapat dilakukan untuk skala kecil, bila diaplikasikan pada skala besar maka biaya yang mungkin timbul akan tinggi sekali Agar pengendalian kutu beras hasilnya maksimal maka harus dikombinasikan dengan bebrapa cara pengendalian sekaligus. 
Dalam kehidupan bernegara pasti ada pasukan keamanan yang berfungsi menjaga wilayah dari serangan musuh. Tahap pencegahan oleh pasukan keamanan mutlak harus dilakukan jika tidak ingin musuh menyerang ke wilayahnya. Namun jika aktivitas pencegahan yang sudah optimal dilakukan belum juga menyurutkan niat lawan untuk menyerang maka jalan terakhir adalah dengan menghadapi lawan tersebut.
Sama seperti kasus diatas, jika tahap pencegahan serangan hama gudang sudah dilakukan tapi masih saja ada serangan maka jalan terakhir adalah mengendalikanhama gudang tersebut. Untuk pengendalian hama gudang secara alami, kita bisa menggunakan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai pestisida nabati, seperti daun dan biji srikaya atau juga biji saga. 
Memang diakui bahwa daya bunuh pestisida nabati ini tidak sehebat pestisida kimia tapi jika kita peduli terhadap keamanan dan kesehatan bahan pangan maka pestisida nabati ini bisa menjadi alternatif. Memang perlu ada penelitian lebih lanjut untuk skala produksi karena selama ini penelitian-penelitian tentang efektivitas pestisida nabati dalam mengendalikan hama gudang masih skala laboratorium.
            Seluruh cara pencegahan dan pengendalian diatas tidak akan efektif jika dikerjakan secara parsial. Oleh karena itu sebaiknya semua cara diatas dikombinasikan untuk memperoleh hasil yang optimal.
BAB III
PENUTUP

Kutu Beras (Sitophilus Oryzae) hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan/ beras simpanan di gudang.
Kumbang beras (Sitophilus oryzae) dewasa berwarna coklat tua, dengan bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. Terdiri dari :
Capit, Antena, Alat Mulut, Mata Majemuk, Toraks, Tungkai Depan, Tungkai Tengah, Tungkai Belakang, Abdomen, Sayap.
Tahap Pencegahan dan Pengendalian Hama gudang :
1. Menjaga kebersihan gudang
2. Kemasan kedap udara
3.  Menurunkan tingkat kadar air
4. Meningkatkan derajat sosoh
5. Mencegah kutu datang.
Pengendalian Hama gudang Kutu Beras:
  1. Kelembaban tempat penyimpanan beras diusahakan kurang dari 8 %. Kumbang bubuk tak bisa hidup dengan kelembaban yang serendah itu. Caranya beras dijemur sampai kering betul sebelum disimpan.
  2. Beras dipanasi dalam temperatur 30-32o C selama 4 menit.
  3. Gudang Beras disemprot dengan malathion 12 ppm atau difumigasi, dengan methyil bromide 10g/m3 selama 24 jam.
  4. Beras disimpan dalam kantung plastik atau kaleng yang rapat.










DAFTAR  PUSTAKA

Pracaya, Ir. 1995. Hama dan Penyakit Tanaman. PENEBAR SWADAYA: Jakarta.
Natawigena, Hidayat. 1992. Dasar dasar Perlindungan Tanaman. Tron computers: Bandung
Annonim. 2008. Hama. Tersedia dalam:
Agriculture, 2005. Biologi Insecta (http : www.wikipedia. co. id/). Diakses padatanggal 30 Oktober 2010.
Naynienay, 2008. http://naynienay.wordpress.com/2008/01/28/tentang-hama-tumbuhan/. Di akses pada tanggal 30 Oktober 2010.
Istiningdyah.2009. laporan dasar dasar perlindungan tanaman. tersedia dalam:
Ridwan, Muhammad. .2009. laporan dasar dasar perlindungan tanaman. Tersedia
Annonim. 2010. Hama dan Pengendaliannya tersedia dalam:
Upiet. 2010. Hama Gudang. Tersedia dalam: http://phiets.wordpress.com/hama/.
Diakses pada tanggal 25 Okktober 2010.
Harahap, Leny Hartati, SP M.Si. Mengenal Lingkungan dan perkembangan hama.
POPT pada Balai Besar Karantina Pertanian Belawan
Annonim.2009. Pengendalian kutu beras. Tersedia dalam :
Annonim. Mengatasi Hama Gudang. Tersedia dalam :